huahuahua aku kemaren gak sengaja ngeblog walking trus nemiun artikel satu ini, pas banget sama saya dan.. ehem, kebo (still read : my Rendie) cekidot..
Jaman berkembang begitu pesatnya menuntut orang makin berusaha
sebaik mungkin, bahkan tak jarang mereka rela meninggalkan daerah
asalnya untuk menuntut ilmu atau bekerja di kota lain. Efeknya timbul
beberapa masalah, salah satu diantaranya di dalam urusan hubungan
antara dua insan.
Mau tak mau hubungan harus terpisahkan oleh
jarak yang bahkan bermil-mil jauhnya namun tetap berkomitmen untuk
melanjutkan hubungan tersebut. Inilah yang disebut hubungan long distance. Seberapa besar sih kemungkinan berhasilnya hubungan long distance? Apakah bisa berhasil? Mengingat mereka begitu jauh terpisahkan.
Sepintas memang hubungan long distance
bisa dikatakan sulit, karena bagaimanapun dalam sebuah hubungan,
menuntut satu elemen yang penting yaitu tatap muka. Dengan tatap muka
kita bisa mengetahui ekpresinya secara langsung. Bahagia atau sedih,
bisa lebih mudah terlihat. Kita jauh bisa lebih memahami dan mengetahui
keadaannya, selain bisa membuat komunikasi jadi lebih utuh.
Pikiran
kita cenderung selalu ingin memperbaharui gambaran tentang dia. Betapa
menariknya dia dan betapa baiknya dia, selalu ditambah dan diperbaharui
hari demi hari. Proses ini akan langsung bekerja begitu melihatnya.
Sementara kita kurang menemukan hal indah tersebut dalam hubungan long distance.
Kita
tidak tahu bagaimana keadaan si dia, sehingga sedikit mengurangi
perhatian dan pemahaman kita kepada dia. Alat-alat komunikasi seperti
telepon, sms, email tentu masih kalah dengan tatap muka. Selain memang
ketidakpraktisan serta faktor biaya, kadang membuat orang malas
melakukan komunikasi melalui media-media tersebut.
Berkurangnya
komunikasi dan ditambah dengan tidak pernah bertemu, pasti akan
mempengaruhi sebuah hubungan, bahkan hubungan yang sebelumnya sudah
sebegitu dekat kadang-kadang akan menjadi berkurang dan hambar.
Jadi apakah hubungan long distance ini sama sekali tidak ada harapan? Tenang aja, long distance
sebenarnya ok-ok aja kok selama didalamnya ada sebuah niat. Dalam suatu
hubungan, apapun itu, yang terpenting itu harus ada niat dan usaha.
Rasa
saling ketertarikan dan saling memperhatikan akan selalu ada selama
keduanya tetap aktif berkomunikasi, saling memperhatikan dan memahami
karakter masing-masing. Hubungan itu akan selalu tetaplah kokoh dan
bahkan tidak menutup kemungkinan bisa berkembang lebih baik lagi.
Memang untuk long distance, niat dan usahanya harus benar-benar kuat, karena banyak sekali hambatan yang harus dilalui.
Namun bukan berarti dengan adanya niat untuk melanjutkan hubungan, selamanya bisa long distance. Suatu kali tetaplah harus berujung ke sebuah pertemuan, karena long distance
hanyalah sementara sebelum salah satu diantara mereka menemukan
kemapanan dan kepastian sehingga akhirnya bisa pulang kembali atau
mengajak pasangannya untuk tinggal bersama.
So, jika Anda menjalin hubungan long distance,
tak perlu khawatir, bulatkan niat dan tetap jalin komunikasi, isi
kekosongan hari Anda dengan beragam aktivitas positif dan habiskan
waktu dengan mempercantik dan memperkaya diri Anda. Buat kejutan kecil
setiap kali bertemu sang kekasih ♥
hahhaa aku juga long distance :) tatap muka emang penting tapi komunikasi yang paling penting dari komunikasi udah bisa kok memahami pasangan masing2 ;D
BalasHapussenasib dong far *tos!* haha.
BalasHapusiya emang komunikasi yg paling penting. percayanya juga ya :)
jika awalnya kita memiliki cobaan yang berat , bersiaplah dengan ending yang maniss .. semoga langgeng yaa neng nuriii .. :)
BalasHapus